TempoJateng.com – Malam mulai menua ketika iring-iringan kendaraan di Gerbang Tol Banyumanik, Semarang, Jumat, 4 April 2025, tak menunjukkan tanda-tanda surut. Dari arah timur, gelombang kendaraan pribadi dan bus pariwisata terus berdatangan. Di sisi lain jalan tol, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho berdiri memantau, ditemani Dirlantas Polda Jawa Tengah Brigjen Pol Sonny Irawan.
Bukan hanya sekadar kunjungan seremonial. Agus dan jajaran datang dengan catatan: lonjakan arus balik telah dimulai, dan potensi kemacetan mengintai.
"Sudah hampir 40 persen dari 2,2 juta kendaraan diproyeksikan menuju arah Jakarta," kata Agus. Sisanya diprediksi akan mengalir deras pada puncak arus balik yang jatuh antara 5 hingga 8 April.
Langkah antisipatif pun digelar. Korlantas Polri menerapkan strategi bertingkat: alih arus, contraflow, hingga one way lokal dan nasional. Contraflow diberlakukan dari KM 70 hingga KM 36 dengan dua lajur. “Karena bangkitan arus sudah nampak sejak kemarin,” ujar Agus.
Sejak 3 April, Korlantas telah memulai sistem satu arah lokal (one way) dari KM 188 hingga KM 70. Melihat lonjakan yang terus terjadi, rekayasa itu diperpanjang dari KM 219. “Arus dari arah timur kita pecah, dan pada titik 70 ke arah Jakarta diberlakukan contraflow,” lanjutnya.
Bagi Agus, ini bukan sekadar soal teknis lalu lintas. Ini soal melindungi para "duta arus balik"—sebutan puitis untuk jutaan pemudik yang kembali ke ibu kota dengan tubuh lelah dan harapan untuk tiba selamat di rumah.
Puncaknya akan dimulai pada Minggu pagi, 6 April, ketika Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dijadwalkan melepas simbolis rombongan arus balik dari Pos Terpadu Kalikangkung. Flag-off itu bukan sekadar seremoni, tapi juga penanda: bahwa operasi besar menjaga jalan pulang tengah dijalankan dengan penuh perhitungan.
“Yang kami jaga bukan cuma kelancaran,” kata Agus, “tapi juga keselamatan.”
0 Komentar