Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Layanan Tak Libur, IGD Tetap Siaga

Di tengah gegap gempita Lebaran, rumah sakit di Rembang memastikan satu hal: kesehatan tak boleh tertinggal.

TempoJateng.com - Lebaran biasanya identik dengan jalanan lengang, toko tutup, dan kantor pemerintah yang sunyi. Tapi di RSUD dr R Soetrasno, Rembang, denyut aktivitas medis tetap berdetak. Tak ada kata libur bagi Instalasi Gawat Darurat (IGD), apalagi bagi para perawat dan dokter yang bersiaga selama 24 jam penuh, termasuk dalam suasana cuti bersama Idulfitri 2025.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr R Soetrasno, dr Samsul Anwar, menyebutkan bahwa sistem piket menjadi tulang punggung operasional rumah sakit selama libur Lebaran. “IGD kami siagakan penuh. Ada 20 dokter umum, 42 perawat, dan delapan transporter yang disiagakan. Untuk dokter spesialis, mereka tetap masuk sesuai jadwal piket,” katanya saat dihubungi pada Selasa, 1 April 2025.

Sementara layanan rawat jalan tetap dibuka dengan sistem rotasi. Poli tetap hidup meski Lebaran berlangsung, memberi ruang bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan non-darurat.

Kesiapsiagaan ini bukan sekadar statistik di papan kontrol. Ia nyata terasa di tengah keluarga Amirudin, seorang dosen perguruan tinggi di Yogyakarta yang mudik ke Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang. Keponakannya yang tiba-tiba mengalami demam tinggi disertai kejang langsung dilarikan ke IGD.

“Saya sempat panik, takut tidak ada dokter. Tapi sampai di IGD, semuanya sigap. Penanganan cepat, ruangannya terang, para perawat dan dokternya penuh perhatian,” ujar Amirudin. “Di tengah libur panjang seperti ini, kami merasa sangat tertolong.”

Layanan kesehatan yang tetap menyala di saat mayoritas aktivitas melambat menjadi pengingat bahwa sistem publik yang baik tak hanya diuji pada hari kerja. Justru di momen-momen istimewa seperti Lebaran, kesiagaan itulah yang menentukan seberapa dekat negara dengan rakyatnya.

Di ruang-ruang rumah sakit yang tak mengenal jeda, para tenaga medis terus berjaga. Karena meski hari libur, penyakit tak pernah mengenal kalender. Dan di tengah suara takbir dan hiruk pikuk jalanan mudik, ada nadi kehidupan yang tetap berdetak—diam-diam, tapi pasti.(Maman)


Posting Komentar

0 Komentar