TempoJateng.com - Sabtu siang, 5 April 2025, langit Salatiga menggantung mendung tipis ketika Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tiba di Rest Area Pendopo KM 456, salah satu titik strategis di jalur tol Trans Jawa. Di tengah arus balik Lebaran yang mulai menggeliat, keduanya menyapa pemudik yang beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju Ibu Kota dan kota-kota besar lainnya.
Di sela hiruk pikuk suara mesin dan denting cangkir kopi dari kios-kios kecil rest area, suasana menjadi cair saat Gubernur Luthfi melayani permintaan swafoto dari warga. “Selamat balik ke Jakarta, hati-hati ya,” ucapnya sambil menepuk pundak seorang pemudik yang sedang memberi makan anaknya. Tak ada batas protokoler yang kaku hari itu—hanya sapaan sederhana dan senyum yang menyambung rasa.
Kapolri Listyo Sigit menekankan bahwa sistem rekayasa lalu lintas telah diaktifkan untuk merespons peningkatan volume kendaraan. One way lokal sudah diberlakukan di beberapa titik rawan. “Kami siapkan dari jauh hari. Dari posko terpadu sampai jalur tol dan arteri, semua ditingkatkan pelayanannya. Ini bagian dari operasi kemanusiaan Lebaran 2025,” ujarnya.
Peringatan tegas juga ia sampaikan: jangan paksakan diri saat kelelahan. “Kalau capek, istirahat. Rest area itu bukan hiasan, tapi penyelamat nyawa,” katanya.
Gubernur Ahmad Luthfi menambahkan, koordinasi lintas sektor masih terus berjalan. Seluruh personel gabungan tetap berjaga sampai arus balik rampung. “Dari terminal sampai destinasi wisata, semua kami pantau. Ini kerja kolektif—dari kabupaten, kota, OPD, hingga warga sendiri,” kata Luthfi.
Tak hanya soal lalu lintas, pemerintah provinsi juga memantau distribusi bahan pokok dan titik-titik keramaian. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Jawa Tengah, Hanung Triyono, menyampaikan bahwa kesiagaan juga dilakukan di sektor infrastruktur. “Kami sudah kerahkan patroli rutin. Kalau ada lubang, langsung ditutup. Kalau ada pohon tumbang, langsung disingkirkan,” katanya.
Meski sebagian wilayah sempat terganggu oleh longsor dan pohon tumbang—seperti di jalur Wonosobo menuju Dieng—penanganan cepat mencegah kemacetan parah. Hanung mengingatkan, masyarakat perlu ekstra waspada terhadap cuaca pancaroba. Hujan lebat, banjir rob di Pantura, hingga potensi longsor di daerah pegunungan menjadi ancaman laten arus balik.
Namun, sejauh ini belum ada laporan insiden besar. Semua berjalan padat, tapi lancar.
Operasi ini mungkin tak selalu tampak heroik di permukaan. Tapi di balik tiap jalan mulus, posko siaga, dan rest area yang bersih, ada tangan-tangan yang bekerja dalam diam untuk menjamin satu hal: pemudik sampai di rumah dengan selamat. Sebab di balik mudik dan balik, ada yang lebih penting dari jarak dan waktu—keselamatan.(Gunawan P)
0 Komentar